3 Kesalahan Investasi yang Harusnya Bisa Dihindari (Tapi Tetap Dilakukan Lagi dan Lagi)!

Kita merasa sudah belajar banyak. Sudah baca banyak buku. Sudah nonton banyak video. Bahkan sudah ikut beberapa seminar dan workshop.

Tapi semakin banyak belajar, kita malah semakin bingung. Portfolio kita semakin banyak yang nyangkut. Dan kita jadi semakin galau mana kala market-nya turun.

Sudah belajar banyak, koq masih rugi?

3 Kesalahan Investasi yang Harus Kita Hindari…

Berdasarkan pengalaman selama belasan tahun di Bursa Efek Indonesia (sejak tahun 2007), dan hasil dari mengobrol dengan ribuan orang trader dan investor dari seluruh Indonesia (sejak tahun 2014), saya dapat mengambil beberapa kesimpulan.

Secara umum, ada tiga kesalahan investasi, yang paling sering dilakukan oleh trader dan investor saham di Indonesia.

Kesalahan yang kelihatannya sepele, dan sering kali tidak disadari. Tapi kalau kesalahan-kesalahan ini terus kita lakukan berulang-ulang, maka efeknya bisa sangat fatal!

Apa saja 3 kesalahan itu?

  • Salah Fokus (ke jangka pendek)
  • Salah Dengar (informasi yang kurang tepat)
  • Salah Mengerti (tentang risiko)

Sekarang, mari kita bahas satu per satu…

Kesalahan #1: Salah Fokus

Belakangan ini, banyak sekali “influencer” di social media yang suka flexing (pamer profit).

Mulai dari screenshot profit besar, klaim cuan cepat dalam hitungan jam/hari, sampai dengan pamer harta dan kemewahan hidup.

Dan karena banyak melihat konten seperti itu, tanpa sadar kita pun berpikir: semakin besar profit-nya, semakin cepat trading-nya, semakin keren!

Loh, memangnya kenapa?

Masalahnya adalah, pola pikir itu membuat kita jadi terlalu fokus ke jangka pendek. Yang penting bagaimana caranya supaya bisa profit cepat, tanpa memikirkan konsistensi jangka panajng.

Kita jadi seperti investor “rabun jauh”, yang hanya melihat pergerakan harga sehari demi sehari.

Ibarat duduk di bangku belakang mobil, kita bingung melihat si driver kadang belok kanan, kadang belok kiri.

Padahal kalau kita tahu tujuannya, dan kita paham rutenya, maka kita tidak akan bingung tentang belok-belokan. Malah kita jadi mengerti, kapan harus belok kanan, dan kapan harus belok kiri.

Dalam konteks pergerakan harga saham, rute dan tujuan itulah yang disebut: Trend!

Kenapa kita harus mengerti cara membaca trend?

Karena kalau kita tahu bagaimana cara membaca trend, maka kita juga akan tahu kemana arah pergerakan harga saham.

Kita jadi tahu:

Kalau sahamnya naik, akan naik ke berapa?
Kalau turun, akan turun sampai berapa?

Kalau kita tidak mengerti trend, dan hanya fokus ke pergerakan sehari demi sehari, maka kita pasti akan bingung.

Karena bingung, akhirnya banyak yang salah beli dan salah jual!

Hari ini turun, besoknya naik, besoknya turun lagi. Setiap kali harga saham bergerak naik turun, kelihatannya random tak tentu arah.

Padahal sebenarnya, harga saham tidak bergerak random!

Sekali lagi, di balik pergerakan harga saham yang naik dan turun, ada “rute perjalanan” yang disebut trend. Entah itu trend jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

Kesalahan #2: Salah Dengar

Zaman sekarang, sumber informasi sangat melimpah. Kita bisa mendapatkan informasi dari mana saja. Dari Youtube, Instagram, Tiktok, Telegram, Group WA, dll.

Memangnya kenapa? Bukannya itu bagus?

Meskipun informasi-informasi itu gratis, tapi masalahnya kalau kita sembarangan menuruti informasi, maka akibatnya bisa sangat fatal.

Apa lagi kalau kebanyakan informasi yang kita terima adalah informasi yang setengah-setengah dan tidak lengkap.

Akhirnya, semakin banyak info yang kita terima, bukannya membuat kita semakin profit. Tapi malah membuat kita semakin bingung, semakin galau, dan trading kita jadi semakin kacau!

Selain itu, kalau terlalu banyak informasi, justru membuat kita semakin reaktif dan semakin sering meragukan diri sendiri.

Kita jadi lebih percaya apa kata orang, daripada yakin dengan pemikiran kita sendiri.

Padahal para “influencer” itu tidak mengenal kita. Mereka tidak tahu kondisi keuangan kita, situasi kita, apa lagi profil risiko kita.

Kalau kita rugi (karena menuruti kata mereka), yang hilang adalah uang kita sendiri. Bukan uang mereka!

Lalu kita harus bagaimana?

Berdasarkan pengalaman saya, kebanyakan trader dan investor rugi bukan karena mereka kurang ilmu. Tapi karena mereka terlalu reaktif, FOMO (Fear Of Missing Out), dan ikut-ikutan.

Ikut-ikutan beli saham A karena sedang ramai dibahas.

Ikut-ikutan hold saham B karena “katanya bagus”.

Ikut-ikutan jual saham C karena semuanya panik jualan.

Akhirnya mereka selalu jadi korban terakhir, orang-orang yang selalu rugi belakangan. Karena semua keputusan datangnya dari luar. Tidak ada keputusan yang berasal dari pemahaman sendiri.

Padahal untuk bisa profit konsisten, kita tidak harus tahu segalanya. Kita cuma perlu tahu 2 hal:

  • Kapan harus beli
  • Kapan harus jual

Kebanyakan informasi selain itu, sebenarnya tidak penting dan boleh diabaikan!

Kesalahan #3: Salah Mengerti

Banyak yang bilang, bahwa rugi adalah hal yang biasa dalam investasi. Bahwa kalau mau siap untung, maka kita juga harus siap rugi.

Padahal kenyataannya, yang membuat investor “kapok” dan menyerah itu bukan rugi. Tapi karena mereka salah memahami risiko.

Maksudnya bagaimana?

Banyak orang mengira (termasuk trader dan investor), bahwa risiko berarti kerugian. Bahwa menangung risiko berarti menanggung kerugian.

Sehingga ketika sahamnya nyangkut dan investasinya rugi, mereka anggap itu hal yang “biasa”.

Padahal risiko bukan berarti rugi. Risiko adalah variabilitas. Risiko adalah ketidakpastian.

Karena sebagai investor retail, kita bukan Bandar. Kita tidak tahu (dan tidak akan pernah tahu) pasti harga akan naik/turun sampai ke berapa. Kita ini cuma follower!

Inilah yang disebut ketidakpastian. Inilah yang disebut risiko!

Itulah sebabnya risiko (ketidakpastian) tidak mungkin dihilangkan. Sekali lagi, karena kita bukan Bandar!

Makanya risiko harus dipahami dan dikelola.

Kalau kita tidak paham, dan tidak mau mengelola risiko, maka kita tidak ada bedanya dengan penjudi.

Setiap beli saham maunya “all in”. Berani untung besar, berani juga rugi besar. Cacing cacing, naga naga. Inilah mental tukang judi!

Ingat, investasi saham itu bukan judi yang dihalalkan!

Jangan sampai profit yang sudah kita kumpulkan pelan-pelan, dengan susah payah, terhapus oleh rugi besar dalam sehari!

Cara Profit Konsisten Step-by-Step…

Investasi saham adalah untuk mereka yang siap main panjang. Bukan untuk mereka yang bermental tukang judi, tapi mengaku sebagai trader/investor.

Padahal kalau kita paham, sebenarnya ada strategi untuk kita bisa profit besar, step-by-step, tapi dengan risiko minimal.

Strategi ini adalah strategi profit konsisten, dengan cara yang jauh lebih logis, jauh lebih realistis, dan jauh lebih aman.

Tidak perlu ikut-ikutan strategi “cacing cacing, naga naga”.

Bagaimana strateginya?